Senin, 12 Juli 2010

PENTINGNYA MATERI MUNAKAHAT DI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, wabilkhusus internet, akhir-akhir ini, tidak dapat dipungkiri telah membawa ekses yang luar biasa pada pola prilaku kita. Teknologi ( baca internet ) bagai pisau tajam bermata dua. Satu sisi sangat membantu kita dalam pencarian informasi, menambah wawasan keilmuan kita, bahkan bisa membantu kita dalam menguak berbagai misteri di alam semesta ini. Tapi di sisi lain internet juga membunuh karakter kita sebagai manusia, makhluk Allah yang paling sempurna, yaitu dengan mempergunakannya sebagai sarana propaganda, menghasut, memfitnah, bahkan sebagai ajang yang sangat empuk untuk menampilakan berbagai bentuk pornografi dan pornoaksi.

Internet sekarang ini ibarat makanan, sudah menjadi menu makanan biasa atau pasaran, bukan menu makanan ekslusif. Artinya semua orang baik yang berduait atau tidak, yang berpendidikan atau tidak, yang bocah atau yang tua, semuanya dapat menikmatinya. Berbagai sarana yang memungkinkan kita berkelana di dunia maya begitu mudah kita dapatkan, baik itu melalui hape, warnet atau yang lainnya.

Kita tidak bisa menutup mata atau pura-pura tidak tahu penggunaan internet untuk mengakses sesuatu yang berbau pornografi atau pornoaksi mungkin lebih besar dibandingkan dengan penggunaannya untuk sesuatu yang positif, terutama untuk kalangan remaja, termasuk juga anak-anak didik kita.

Dapat dibayangkan, apa yang akan terjadi bila gambar atau adegan porno tersebut menjadi menu santapan para remaja kita. Maka tidak mengherankan bila kemarin terjadi kasus sekelompok pelajar di pemalang mengadakan pesta seks, bahkan dilakukan ditempat umum, untuk merayakan kelulusan mereka. Itu hanya satu kasus yang terekspos, kita tentu masih banyak lagi kasus-kasus penyimpangan prilaku seksualitas yang terjadi pada para remaja kita.

Apakah kita hanya terpaku saja melihat realita tersebut atau kita lebih baik pura-pura tidak tahu? Tentu kita akan menjadi “orang tua” yang tidak bijaksana dan lari dari bertangjung jawab. Semua pihak seharusnya bisa berperan untuk menanggulangi atau setidaknya mengurangi dampak negative dari penyalahguaan internet tersebut.

Saya menjadi heran ketika mendapati materi pernikahan (MUNAKAHAT) dalam kurikulum pendidikan Agama Islam di SMP yang dulu tahun 2006 masih ada sekarang ditiadakan. Menurut saya materi tersebut sangat berguna untuk membekali anak-anak didik tentang cara bergaul laki-laki dan permpuan yang benar yang sesuai dengan aturan agama Islam. Materi tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk tindakan preventif, membentengi anak dari penyalahgunaan seksualitas mereka sedini mungkin. (Musafak SMP 2 Talun)